Bagi yang udah pernah baca cerita ini, baca aja lagi disini trus komen
Seorang suami sedang berkeluh kesah dan ia memohon pada Tuhan...
"Oh Tuhan, berikanlah hamba rahmat, hamba bekerja keras, sementara istri hamba enak-enakan berada di rumah. Saya akan melakukan apapun jika Engkau mengabulkan permohonan hamba, yaitu: tukarlah hamba menjadi istri hamba, biar dia yang menjadi suami dan bekerja. Hamba ingin dia mendapat pelajaran tentang bagaimana kehidupan seorang laki-laki terutama suami"
Tuhanpun mendengar doa sang suami dan mengabulkan..
Keesokan paginya, si suami telah bertukar tempat ke tubuh sang istri. Lalu mulailah dia bangun sebelum waktu sholat subuh, mencuci baju, menyapu rumah, membuat sarapan, menyiapkan bekal anak-anak, mencuci piring bekas sarapan, mengantar anak ke sekolah, lalu ke pasar. Setelah sampai rumah kembali, masak untuk makan siang, menyeterika baju, menjemput anak-anak dari sekolah, menemani anak-anaknya makan siang dirumah, kembali mencuci tumpukan piring-piring.
Dia ingin istirahat, tetapi waktu telah menunjukkan pukul 3 sore, dia belum menyiapkan makan malam, belum merapi-rapikan rumah yang telah kembali kotor dan berantakan karena anak-anaknya bermain. Tidak jadi beristirahat, diapun melakukan pekerjaan rumah yang harus dilakukan.. menyiapkan makan malam, memandikan anak yang masih kecil kemudian membantu mengerjakan PR anak-anaknya.
Waktu menunjukkan pukul 6.30 malam, dia harus menyiapkan makan malam. Pukul 8.30 kembali mencuci piring-piring kotor, kemudian menemani anak-anaknya menyiapkan buku-buku untuk esok. Jam 9.30 malam baru dia bisa beristirahat.
Selama 3 hari si suami yang telah berubah menjadi istri melakukan aktivitas rutin tersebut dan akhirnya merasa tak sanggup lagi.
Diapun memohon kembali pada Tuhan:
"Tuhan, mohon kembalikan hamba menjadi suami, karena pekerjaan di rumah sebagai istri ternyata sangat berat dan hamba tak sanggup.."
Kemudian terdengarlah suara Tuhan (namanya juga cerita, anggep aja beneran ada suara Tuhan).. "wahai hambaKu, tentu saja Aku akan mengabulkan permohonanmu, tetapi kau harus menunggu sembilan bulan lagi, karena tadi malam kau telah mengandung"
-----------
Komenku: kapooookk!! Kyahahaha
Pesan moral: it's a 24 working hours for being a mother and a wife.. sungguh bukan suatu pekerjaan untuk diremehkan oleh siapapun..
"Oh Tuhan, berikanlah hamba rahmat, hamba bekerja keras, sementara istri hamba enak-enakan berada di rumah. Saya akan melakukan apapun jika Engkau mengabulkan permohonan hamba, yaitu: tukarlah hamba menjadi istri hamba, biar dia yang menjadi suami dan bekerja. Hamba ingin dia mendapat pelajaran tentang bagaimana kehidupan seorang laki-laki terutama suami"
Tuhanpun mendengar doa sang suami dan mengabulkan..
Keesokan paginya, si suami telah bertukar tempat ke tubuh sang istri. Lalu mulailah dia bangun sebelum waktu sholat subuh, mencuci baju, menyapu rumah, membuat sarapan, menyiapkan bekal anak-anak, mencuci piring bekas sarapan, mengantar anak ke sekolah, lalu ke pasar. Setelah sampai rumah kembali, masak untuk makan siang, menyeterika baju, menjemput anak-anak dari sekolah, menemani anak-anaknya makan siang dirumah, kembali mencuci tumpukan piring-piring.
Dia ingin istirahat, tetapi waktu telah menunjukkan pukul 3 sore, dia belum menyiapkan makan malam, belum merapi-rapikan rumah yang telah kembali kotor dan berantakan karena anak-anaknya bermain. Tidak jadi beristirahat, diapun melakukan pekerjaan rumah yang harus dilakukan.. menyiapkan makan malam, memandikan anak yang masih kecil kemudian membantu mengerjakan PR anak-anaknya.
Waktu menunjukkan pukul 6.30 malam, dia harus menyiapkan makan malam. Pukul 8.30 kembali mencuci piring-piring kotor, kemudian menemani anak-anaknya menyiapkan buku-buku untuk esok. Jam 9.30 malam baru dia bisa beristirahat.
Selama 3 hari si suami yang telah berubah menjadi istri melakukan aktivitas rutin tersebut dan akhirnya merasa tak sanggup lagi.
Diapun memohon kembali pada Tuhan:
"Tuhan, mohon kembalikan hamba menjadi suami, karena pekerjaan di rumah sebagai istri ternyata sangat berat dan hamba tak sanggup.."
Kemudian terdengarlah suara Tuhan (namanya juga cerita, anggep aja beneran ada suara Tuhan).. "wahai hambaKu, tentu saja Aku akan mengabulkan permohonanmu, tetapi kau harus menunggu sembilan bulan lagi, karena tadi malam kau telah mengandung"
-----------
Komenku: kapooookk!! Kyahahaha
Pesan moral: it's a 24 working hours for being a mother and a wife.. sungguh bukan suatu pekerjaan untuk diremehkan oleh siapapun..
mbak sumiyem badhe pertamax :melet:
ReplyDeletesaya bangga jadi 'calon' ibu... :yeah:
ReplyDelete*semoga komen ke-loro* :hadoh:
hehehehe saya baru sadar ternyata beban istri berat juga ya.. belum lagi harus merelakan ijazahnya untuk tidak dipakai
ReplyDeletekomen dulu, baca nanti... (ini seperti ambil tempat antrian ya?)
ReplyDeletesemprul, kapokmu kapan bwahaha
ReplyDelete:lmao:
ReplyDelete:lmao:
:lmao:
:lmao:
:lmao:
po maneh nek ndelok sing nglaerke kae..
@ethie: saya bangga sebagai calon istri, abis itu br jd calon ibu :lmao:
ReplyDelete@endar: haduh kang endaaarr, komenmu mewakili banyak wanita "berijazah" *ngakak*
tak kasih :rose: sebagai tanda retima kasih untuk komen yg sangat membanggakan ini :p
tapi menjadi cerdas untuk seorang istri dan ibu itu wajib, kan dia yg banyak porsinya mendidik anak2 nanti. Memang si ijazah bukan penentu kecerdasan, tp tetep penting kok "nyari" ijazah :D :cozy:
@Andy: antrian keempat pakde :nari:
@suryaden: :woot:
@aprie: ho oh, harusnya tak link juga ya web melahirkan itu?
@
aku wis pernah mbaca iki ketoke...
ReplyDeletepancen abot tenan gaweyane istri....
tapi terkadangkita sebagai suami menyepelekannya...
Ilove U bojoku.....
*proud to be mommy*
ReplyDeletengguayaa...... endi ya bubun..
mareee..do sungkem karo akuu.. :lmao:
yg jd pertanyaan... dekne kan mbiyen lanang..biasa neng "nduwur". njuk pas iso mengandung ngono dekne dadi neng ngisor po tetep neng nduwur? :hadoh:
ReplyDeleteibu2 seng diceritakan kui mesakke tenan yoo...
ReplyDeleterak iso ngeplurk, rak iso ngeblog, rak iso ngemall, rak iso nggosip, rak iso nonton tipi, kapan le hepi2... sakke tenan.. wong endi to kui??
iyo iyo,,ngerti,seng arep dai ibuk,,copo mba bapakne,,wkakakakakakak :nari: :melet:
ReplyDelete@ciwir: :beer:
ReplyDelete@Brencia: nyampah kok mung ping 3? :lmao:
@Brencia meneh: pas mengandung? lha awakmu mbiyen neng ndi yu? :siul:
@Brencia mmueneh: le online ra diceritakke tp dekne yo OL ketoke, karo ngancani anakke nonton tipi ro mimik yuyus, kan kompie ro tipine jejeran.. *siul meneh ah*
@Inue: yo pacarku dong sing dadi bapakne ngko, koe ra ndue pacar yo? :melet:
Kuwi ncritakke aku opo ora yo...
ReplyDeletesetiap orang punya perannya masing-masing, memang kita tidak bisa meremehkan begitu saja.... tapi lucu juga wkwkwkwkwk
ReplyDeletejadii ini based on my story to... :malu:
ReplyDeletenek iki kedaden tenan ro koe phie, aku bingung le mbayangke boodee dadi wedok..:hadoh:
:lmao:
@marsudiyanto: mboten kok pakde :D
ReplyDelete@DuniaPiyen: betul :beer:
@Brencia: :lmao: hora yo yuu, wong iki yo entuk forward seko imel kok. Ojo mbayangke akuuuuuu :tung:
rumput tetangga biasanya kelihatan lebih hijau dari rumah sendiri
ReplyDelete:amin: bersyukurlah menjadi diri kita sendiri...
ReplyDeletemasing-masing sudah memiliki peranannya didalam keluarga,kita sebagai salah satu nya harus saling membantu n memberi suport, agar senentiasa saling menghargai peranan tersebut...
nice post :D
wah..
ReplyDeletewah..
speechLess..
iya juga ya.. i Luv u mo.. hhu T_T
canggih puoll perempuan kerja multitasking langsung beres tanpa keluh kesah saluuuttttt buat perempuan-perempuan yang belum hebat yang sudah hebat dan yang lebih dari hebat semoga selalu menjadi yang terhebat
ReplyDeleteaku dari kecil sampe segede ini ga pernah ngeremehin peran ibu dalam keluarga. inget surga di bawah telapak kaki ibu, mengingat besarnya jasa2 ibu pada kita
ReplyDeletemo portes dulu, kenapa kemaren blog nya di konci????
ReplyDelete-----------------------------------
itulah sebabnya kenapa gw begitu menghormati dan mengharagai sepenuh hati sosok seorang wanita yang mendedikasikan hidupnya kepada kemuliaan, menjadi ibu, menjadi istri, menjadi sahabat yang selalu mendengarkan keluh kesah, menjadi penyemangat, dll dll...
wanita especially ibu, memang sosok mulia tiada tara...
@all: :sip:
ReplyDelete@omsin: hehe nyoba doang kok omsin, cm bentar, bistu dibuka lagi koncinyah :D
semua punya bagiannya sendiri sendiri ya phie, jangan maruk ataupun iri :P
ReplyDeleteemang gampang jadi perempuan?
ReplyDelete:yeah:
hihihi..namanya juga cerita, nguyu kekel2 pada bagian itu :Imao:
ReplyDeletegile.. :lmao:
ReplyDeletephiee ada award tuh untuk p moga berguna :D
ReplyDeletesaru.... <--- wkwkwkwkw
ReplyDeletekapooooooooooook
ReplyDeletewakakakkakakaaka
terus sing jelmo dadi bojone disunat gak
wakakakaka
Komenku : KAPPPPPPPOOOOOKKKK!!! :P
ReplyDeleteSemua yang ada di bumi, yang terjadi, yang kita suka dan benci, SELALU ADA ALASANNYA :D
woogghh..
ReplyDeletetakdir orang sendiri2
jadi jangan sampai kita ber-iri hati dengan nasib orang lain
wah ulasanya kok gitu ya?
ReplyDeletewaha ha ha ha, wihi hi hi, wuhu hu hu...., rasain lu... para suami yang tak mau ngerti kerjaan istrinya... ya ga phie? ILU Mom.. mmmmmmuuuuaaaaccchhhh ah, i luv u....
ReplyDeleteikutan komen ah...
ReplyDeleteahahaha....
sebagai pria.... komen apaan ya?
ReplyDeletePhie, templatenya bagus yang ini daripada yang kemaren!!
ReplyDeletesori, komennya gak nyambung
Wkwkwkwkwkwk...
ReplyDeleterasain loe...
9 bulan? emang enak? hahaha
eh, tapi maaf, aku nggak naksir kamu lho. hahaha
salam kenal..
*nyanyiin disco mama*
ReplyDeleteAskum,and lam kenal aza mbak...
ReplyDeleteAku mau nambahin critanya dikit mbak ya,kayaknya masih ada yg kurang dech...
Begini critanya: menjelang mau istirahat dan mau tidur,karna semua kerjaannya dah kelar, dan anak2 semua dah tidur... Eee sibapak pula minta dilayanin.. Mau nggak mau sebagai istri wajib memenuhi kebutuhan rohani sang suami...
Begitu kira kira mbak.. Siang buat kerja rumah,malampun masih dikerjain sibapak.. Hehehe,
ampun maaf dipinta,cuma bercanda aza.. Maturnuwun.